Lini Masa, Kidung Syahdu Buat Ibu

Oleh:Yvonne F. Noya Sahetapy

(Pengurus Dharma Wanita Persatuan Pusat Masa Bakti 2014-2019)

Tanggal 22 Desember ditorehkan dalam panggung sejarah Indonesia, sebagai salah satu hari penting untuk bangsa Indonesia karena ditetapkan sebagai Hari Ibu.
Dalam beberapa hari belakangan , jagad media di Indonesia termasuk media social sontak riuh dengan ucapan “Selamat Hari Ibu”.

Ungkapan itu disajikan dalam berbagai bentuk, baik tulisan atau puisi, quotes, gambar, infografis, maupun kidung, dan lain-lain sebagainya. Sebuah nuansa bening yang membanggakan dan mengharukan, bahkan membuat mata berkaca-kaca.

Betapa tidak, Ibu sebagai figure sentral yang berperan dalam kehidupan keluarga terutama untuk anak-anaknya, tentu tidak dapat dinafikan begitu saja. Dalam lelah fisik dan bathin setelah bekerja menjalankan rutinitas kehidupan sehari-hari, untuk memenuhi perannya bagi suami dan anak-anak selalu ditunaikannya dengan cinta kasih yang tak bertepi.

Berjibun harapan disematkan masyarakat kepada Ibu, baik berupa ungkapan bahkan adagium yang bisa kita temukan di berbagai sudut belahan dunia ini. Ungkapan-ungkapan seperti; ibu bekerja sejak matahari terbit hingga mata suami terpejam, bahkan yang lebih dahsyat lagi posisi ibu disematkan sebagai tiang negara, sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya. Pada bagian lain, disebutkan bahwa Rahim Ibu adalah Kamar Pertama bagi Anak. Pangkuan Ibu adalah Perlindungan Pertama bagi Anak, Jari Ibu adalah Termometer bagi Anak, Payudara Ibu adalah Restoran Pertama bagi anak, Buaian Ibu adalah Kendaraan Pertama bagi Anak menuju peraduan, dan masih banyak lagi ungkapan dan harapan tentang Ibu yang disematkan masyarakat.

Memang berat, tapi semua itu dilakukan Ibu dengan cinta kasih seutuhnya bahkan tidak jarang dilakukan sambil bersenandung untuk menghibur diri sembari melepas lelah atau meninabobokan sang anak.
Masih lekat dalam ingatan penulis semasa kecil, lagu Timang-Timang Anakku Sayang, Ciptaan Said Efendi Alm.

seorang penyanyi dan pencipta lagu kenamaan kelahiran Besuki, yang sarat dengan doa dan harapan, agar sang anak tumbuh sehat guma meraih kehidupan yang lebih baik di masa depan, seolah menjadi lagu wajib bagi Ibu-Ibu saat menidurkan anaknya. Lini masa suatu representasi kehidupan anak hingga tumbuh dewasa tak pernah luput dari kasih sayang ibu dalam sekejap-pun. Berbagai cara dilakukan untuk menunjukan betapa besar cinta kasih seorang ibu kepada anaknya, merawat dan membesarkan anak adalah perjuangan yang dahsyat dan mulia dari seorang ibu yang tak pernah berujung.
Karena itulah, diantara sekian banyak cara untuk menyatakan terima kasih dan cinta yang tulus dari anak kepada ibunya terdapat banyak sekali kidung atau nyanyian tentang Ibu yang liriknya sangat bermakna dan menyentuh hati.

Kidung atau nyanyian atau lagu yang berisi ungkapan hati terdalam akan kerinduan kasih sayang dan cinta sejati pada sosok ibu selalu terdengar dari masa ke masa yang tak akan pernah lekang apalagi sirna oleh waktu. Silih berganti hadir, kidung tentang ibu yang disajikan sesuai dengan warna zaman dan selera. Semuanya tetap menarik untuk dinikmati karena daya pikat ibu yang sangat besar dan mulia.

Penulis yang lahir sebagai generasi baby boom, sangat akrab dengan berbagai kidung/nyanyian tentang ibu, baik yang diungkapkan dalam bahasa daerah, bahasa indonesia, hingga bahasa asing khususnya Belanda dan Inggeris.

Bagi generasi baby boom lagu tentang Ibu yang dilantunkan dalam bahasa Belanda berjudul “Mama” oleh seorang penyanyi cilik asal Belanda yakni Heintje, tentu menjadi suatu ingatan abadi tentang permintaan seorang anak kepada ibunya untuk tabah dan tidak meneteskan air mata.

Bahkan yang lebih dahsyat lagi adalah sebuah group band rock asal Inggeris yang telah melegenda sekaliber The Beatles, melalui lagunya “ Leat it be”, bercerita tentang; kehadiran Ibunya dalam mimpi yang menyatakan kepada putranya Paul McCartnei sang pencipta lagu itu “It will be all right just let it be”. Tentu masih banyak lagi deretan lagu tentang Ibu yang menyentuh hati dari penyanyi populer barat, seperti; Tailor Sweet, Beyonce, Louis Tomlimson, Carrie Underwood, Lucas Graham, Kacey Musgravves, Boys ll Men bahkan Christina Aguilera dan masih banyak lagi penyanyi kondang lainnya. Intinya semua mempersembahkan lagu special penuh makna untuk Ibu yang telah membesarkan mereka. (Variza Rahmadina, Cosmopolitan)
Dari kawasan Indonesia juga sarat dengan lagu-lagu tentang Ibu. Sosok ibu yang hebat tak pernah habis menjadi inspirasi dalam music dan lagu, termasuk lagu daerah. Senandung tentang ibu yang menggunakan bahasa daerah lebih berakar ke arifaan local.

Ajaran-ajaran tentang kepatuhan kepada Tuhan, hormat orang tua maupun guru, serta kakak maupun orang-orang yang patut dihargai, menjadi nilai terdalam dari sajian lagu yang disenandungkan dalam bahasa daerah.

Dari Aceh hingga Papua, lagu daerah tentang Ibu selalu hadir terdengar dan menjadi favorit Sebutlah satu lagu daerah Aceh berjudul “Do Do Daidi. Lagu sahdu ini mengisahkan seorang Ibu yang menidurkan anaknya, atau lagu “Butet” dari tanah Batak, yang berisi nasihat seorang Ibu kepada anaknya agar tidak bersedih dan mendoakan ayahnya yang sedang berjuang.

Dari Sulawesi Utara juga sering terdengar lagu berjudul “Si Patokaan” yang mengisahkan peran Ibu sebagai pelindung bagi anaknya sepanjang masa. Dari Banten lagu berjudul “Jereh bu Guru” juga sarat makna tentang pentingnya menghormati guru dan orang tua. Di daratan pulau Jawa, so pasti banyak sebagaimana daerah lain di Indonesia. Dari yang klasik diiringi gamelan, pop, keroncong, dangdut hingga campur sari, ternyata tema tentang Ibu tak pernah sepi. Jamak dengan wilayah Jawa, pada masyarakat Sunda di Jawa barat, lirik lagu tentang Ibu, tak pernah sepi.

Bahkan dengan iringan suling maupun angklung, harmoni indah yang kadang mengharu biru penonton atau pendengarnya. Lagu ‘ Rindu Ibu’ yang dilantunkan oleh Wina J misalnya, mampu membius pendengarnya bahkan membawa lamunan jauh menembus masa lalu saat terindah bersama Ibu.

Tidak berbeda dengan wilayah Kalimantan, semua punya kidung indah yang menyanjung atau merindukan sosok Ibu. Lagu ‘ Sapu Tangan Bapuncu Ampat’, misalnya. Di Sulawesi Tengah, kidung tentang Ibu seperti dengan judul ‘Ino’ yang dalam bahasa Kaili berarti Ibu,pesannya sarat akan kemuliaan seorang Ibu. Hal sama pada masayarakat Bugis Makassar hingga wilayah Sulawesi lainnya, semua memiliki kidung indah tentang sosok Ibu. Lagu Makassar berjudul ‘ Kukanga’Kukamase’ berisi doa anak yatim piatu yang ingin bertemu Ibu dan Ayahnya meski hanya dalam mimpi, demikian juga dengan lagu Bugis berjudul ‘Ma’bura Mali’
Sejatinya, rasa hormat dan kasih sayang maupun kerinduan pada sosok Ibu, juga kental pada masyarat NTT, yang kaya akan lagu dan gerak. Hal yang sama juga dengan Provinsi seribu pulau, Maluku dan Maluku Utara. Kidung tentang cinta kasih mama, menempati posisi 3 besar dalam tema lagu-lagu Ambon. Lagu Ambon ‘Sio Mama’, karya musisi Melki Goeslaw adalah contoh kidung yang merindukan sosok mama.

Tentu di ujung timur negeri kita, Papua kasih sayang pada figure Ibu tidak pernah habis menjadi inspirasi para musisi dari negeri kaya emas itu.
Bagi para musisi pop, dangdut, jazz hingga rock, tema tentang Ibu sangat ramai menghiasi cakrawala seni di negara kita.

Beberapa contoh seperti lagu Potret Bunda, yang dipopulerkan oleh Melly Goeslaw, Selamat Jalan Mama yang dipopulerkan oleh Ari Lasso. Semua berujung pada ungkapan, sayang dan cinta pada Ibu.

Deretan panjang lagu dan penyanyi Indonesia yang melantunkan lagu tentang Ibu, sangatlah banyak, seperti;’ Mama’ oleh Eddy Silitonga, ‘ Bunda’ dari Potret, Ebiet G Ade dengan Nyanyian ‘Rindu untuk Ibu’, Ungu dengan ‘Doa Untuk Ibu’, Raisa dengan Lagu ‘Untukmu’’, Ada Band dengan judul ‘Pesona Potretmu’, Naif dengan judul lagu ‘Ibu’, dan masih banyak lagi yang belum sempat penulis paparkan.
Dari sekian banyak kidung tentang Ibu, semua selalu membawa getaran jiwa tersendiri, karena sosok Ibu takkan pernah tergantikan, membuat semua anak manusia di jagat ini, merindukannya, dan selalu ingin membalas kebaikan Ibu, meski tidak semua anak diberi kesempatan oleh Tuhan untuk membalas kebaikan Ibunya, seperti penggalan syair lagu “ Ibu “ ciptaan maestro music Indonesia Iwan Fals,
… seperti udara
Kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas Ibu
Ibu…….
SELAMAT HARI IBU
Jakarta, 22 Desember 2024

.

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *